Monday, November 23, 2020

Mari Marayakan Takdir


 

“Hatiku tenang karena mengetahui bahwa apa yang melewatkanku tidak akan pernah menjadi takdirku, dan apa yang ditakdirkan untukku tidak akan pernah melewatkanku”

-Umar bin Khattab-

Berbaik sangkalah dengan ujian. Dari miliaran manusia, engkau adalah pilihan yang Allah pertemukan dengan kesempatan untuk menguji seberapa jauh batas kesabaran dan membuktikan seberapa besar kita percaya akan kekuatan yang melebihi batas kemampuan.

Kadang kita merasa kitalah yang paling berat ujiannya, paling besar cobaannya. Padahal, di luar sana ada yang bertaruh nyawa agar jiwa masih tetap dalam raganya. Ada yang berfikir bisakah esok ia mengisi perutnya kembali. Masihkah kita pantas untuk mengeluh?

Percayakan diri pada sang sutradara terbaik. Ibarat seorang bayi yang dilempar ke atas, yakinlah anak bayi ini akan kembali dalam kondisi baik-baik saja, karena anak bayi ini “in good hands”. Dengan mindset yang seperti ini hidup kita akan tenang dan fokus pada tugas utama kita yaitu beribadah kepada Allah. kita mempersiapkan ibadah terbaik kita. Agar saat kelak Allah memanggil kita, kita sudah punya perbekalan yang cukup. Semoga Allah mudahkan ^^

Pada hakikatnya urusan rezeki, jodoh, dan ajal sudah Allah tentukan jauh sebelum kita diciptakan dan sudah dituliskan di Lauh Mahfudz. Untuk urusan rezeki, tidak akan pernah melenceng, sisa kita bagaimana menjemputnya dengan ikhtiar terbaik. Begitupun dengan urusan jodoh, setiap manusia punya pasangannya masing-masing dan tidak akan pernah tertukar. Dan ajal pun, tidak akan bergeser waktunya, sedetik pun. Lantas, apa lagi yang kita cemaskan. Mari kita menjalankan peran kita masing-masing dengan segala potensi yang Allah berikan. Yang diberikan potensi menulis, gunakan untuk menulis qalam Allah, yang diberi potensi mampu fasih berbicara di depan umum, gunakan untuk mengajak orang-orang ke jalan Allah, yang diberi potensi pintar masak, gunakan untuk menyediakan makanan yang halal dan thoyyib lagi lezaat. Dan yakinlah, setiap kita punya potensi sisa kita bagaimana menggali potensi tersebut untuk kebermanfaatan seluas-luasnya.

            Intinya, kita ini berpindah dari satu takdir ke takdir yang lain, dari satu ujian ke ujian yang lain. Mari kita merayakan takdir-takdir tersebut dengan sabar dan syukur (yeaay) 💦

Tuesday, June 16, 2020

The Power of Time


Qs Tahrim 1-10
Kandungan ayatnya, Orang-orang yang beriman seharusnya bertaubat dengan semurni-murninya, hingga Allah masukkan kita ke surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai.
Bertaubat perlu manajemen yang baik, salah satunya materi kita yaitu tentang manajemen waktu. Apalagi di masa-masa pandemi ini banyak banget yang berubah dari hidup kita.  Bagaimana kita agar tetap produktif walau #dirumahaja?


➽➽➽➽➽➽➽➽➽➽
Semakin kita beranjak dewasa waktu terasa semakin cepat berlalu, tiba-tiba saja, kita sudah selesai kuliah, tiba-tiba saja kita sudah menyelesaikan amanah di organisasi dan waktu berlalu begitu saja.

Apa itu waktu? ⏰
Sebenarnya yang berbekas dari suatu peristiwa bukan waktunya, tapi nilainya. Ada salah satu film yang menarik untuk teman-teman bisa nonton berkaitan dengan waktu. Judul filmnya In Time. Film ini menceritakan suatu peradaban yang orang-orang pada saat itu menggunakan waktu sebagai mata uangnya. Ketika mereka lahir diberi modal waktu yang mereka bisa gunakan untuk jual beli. Misalnya : ketika bekerja lebih akan dapat waktu, ketika membeli sesuatu maka waktunya akan berkurang. Nah, intinya adalah waktu sebagai alat tukar merupakan sesuatu yang penting. Dan kita pasti akan menggunakannya dengan baik dan tidak akan menyia-nyiakannya. Jika waktu benar-benar alat hitung untuk semua hal, apa kita masih akan tidur-tiduran?
Dan Rasulullah sudah jelaskan jauh-jauh sebelumnya dalam suatu hadist

“Tidaklah bergeser kedua kaki seorang hamba nanti pada hari kiamat, sehingga Allah akan menanyakan tentang (4 perkara:) (Pertama,) tentang umurnya dihabiskan untuk apa. (Kedua,) tentang ilmunya diamalkan atau tidak. (Ketiga,) Tentang hartanya, dari mana dia peroleh dan ke mana dia habiskan. (Keempat,) tentang masa mudanya untuk apa.”
(HR Tirmidzi )
Keywords : umur, masa muda, harta , dan ilmu

Dua diantaranya mengindikasikan tentang waktu, harta pun kita perlu bermodalkan waktu begitu pun dengan ilmu, kita menukar waktu kita untuk belajar dan datang ke kampus/kajian untuk mencari ilmu. Akhirnya semua kita dapatkan karena ada waktu.
Ternyata kita sebagai manusia sudah diatur bahwa waktu juga merupakan alat tukar dan kita sangat terikat oleh waktu. Konsepnya sama seperti uang, bedanya uang terlihat sedangkan waktu tidak terlihat. Misalnya saja, kita membeli sesuatu yang salah maka pasti kita akan sangat kecewa, begitu pun dengan waktu.

Kalau waktu seberat itu, tapi kenapa kita lalai terus?
Kita bisa rasional terhadap uang kita tapi kenapa kita tidak berusaha rasional terhadap waktu?
Dan sebenarnya kita sudah dikasih tau bahwa ada dua nikmat yang banyak orang lalai di dalamnya. yaitu nikmat sehat dan waktu luang.
Apalagi dalam kondisi seperti ini kita lebih banyak waktu luang dan kadang kita sering tertipu. Di luar sana banyak orang yang harus dirawat di rumah sakit. Dan kita di sini sekarang dalam kondisi baik-baik saja.

Bagaimana agar kita bisa survive?
Jawabannya ada dalam qs al-asr
1. Demi masa.
2. Sungguh, manusia berada dalam kerugian,
3. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran.

Sebenarnya setiap manusia itu berada dalam kerugian, bayangkan kita menghabiskan tiap detik hidup kita seperti lagi mengeluarkan uang. Dan selama kita tidak beriman, beramal shaleh, saling nasehat menasehati dalam kebaikan dan kesabaran tentunya kita akan RUGI. Tapi ketika kita melakukan sebaliknya maka kita akan beruntung.

Lantas kita harus bagaimana agar kita bisa terus produktif di masa pandemi ini?
1.  Menentukan tujuan. Apa yang kita ingin kuasai dan amalkan di masa pandemi ini yang kita tidak tau sampai kapan akan berakhir.
2. Menentukan prioritas. Rencanakan agendamu berdasarkan tujuan yang ingin kamu capai. Kelompokkan pekerjaan dari yang penting dan mendesak, penting dan tidak mendesak, mendesak dan tidak penting, tidak mendesak dan tidak penting.
3. Melakukan keseimbangan dengan berbagai kegiatan. Balancing activities will  optimize your true potential.
4. Fokus. Biarpun kita punya banyak kegiatan bervariasi, jangan dikerjakan dalam waktu yang bersamaan. Selesaikan satu pekerjaan kemudian lanjut lagi ke pekerjaan selanjutnya dan mulai dari yang mudah.
5. Mental Health. Di masa pandemi ini kita sering mengeluh dengan kondisi yang ada. Jangan lupa berdamai dengan diri sendiri. Kita sudah usaha, bergembira, dan tawakkal.

Referensi buku tentang menajemen waktu : Time Management from Islamic and Administrative Perpective (Dr. Kalhed Ibn Abdul-Rahman Al Jeraisy)

QnA Session

1. Pertanyaan : Bagaimana agar bisa tetap menjaga konsistensi? Mungkin awal-awalnya kita bersemangat namun kadang seiring berjalannya waktu kita terdikstrasksi dengan pencapaian-pencapaian orang lain sedangkan kita masih begini-begini saja dan akhirnya putus asa
Jawaban : konsistensi memang adalah suatu hal yang utama. Teman-teman tau tidak, ciri-ciri orang yang munafik, salah satunya adalah ketika ia berjanji ia mengingkari. dan ini juga berlaku tidak hanya ke orang lain tapi juga ke diri kita sendiri. Kita harus menepati apa yang telah kita rencanakan. Memasang mindset di dalam pikiran bahwa konsep Islam sendiri sudah mengatur agar kita tidak tergolong orang yang munafik. Dan ini berangkat dari kita membangun tujuan-tujuan hidup kita tiap hari. Tuliskan progres-progres untuk mencapai tujuan kita.

-Setiap insan itu berusaha, kita punya tujuan, rencana, dan time prime masing-masing. Dan yang harus kita lawan adalah diri kita sendiri untuk bisa menjadi lebih baik tiap hari tanpa memikirkan apa yang orang lain katakan
-secara eksternal, kita bisa menceritakan tujuan-tujuan kita ke orang lain agar bisa memotivasi kita dan membantu mengingatkan

2.   Pertanyaan : Apakah kita harus menjadi "man of the ring"? Seberapa penting kita dalam menentukan tujuan hidup?
Jawaban : Tujuan adalah sebagian kecil yang bisa menentukan bagaimana keadaan kita ke depannya. Namun, di luar yang kecil ini ada bagian yang lebih besar lagi yang tidak bisa kontrol. Dengan adanya tujuan, kita bisa mengontrol apa yang bisa kita kontrol. Ex: mengontrol mindset kita sendiri. Ibaratnya seperti kita menyelam di lautan, kita menyiapkan alat/perangkat yang bisa membantu kita. Namun permasalahan apakah nanti saat menyelam ada ombak yang tinggi, ikan yang besar. Itu di luar kontrol kita.
Dan setiap orang punya tujuan dari apa yang sudah dia alami, sekecil apapun itu termasuk bagi orang-orang yang underprevilage. Dan yang harus kita kembangkan adalah tujuan itu sendiri apakah hanya dalam lingkup pribadi saja, keluarga saja, atau masyarakat luas.

3.      Pertanyaan : Apakah tidak mengapa jika kita punya tujuan untuk kita sendiri?
Jawaban : Saya tipikal orang yang ketika saya punya sesuatu, baik itu ilmu atau harta harus saya distribusikan. Namun, selama kita bisa lebih memaknai hidup dengan tujuan diri sendiri yang kita bisa bawa untuk hari akhir, itu pun tidak jadi masalah.
Namun, kita menghilangkan satu perspektif dalam hidup kita, yang sebenarnya bisa lebih bermanfaat bagi orang lain. Sayang sekali ketika di akhirat kelak, ketika kita ditanya tentang amalan kita. Kenapa tidak kita manfaatkan peluang-peluang kebaikan yang ada.

4.  Pertanyaan : Bagaimana kita mengerjakan sesuatu yang sebenarnya kita tidak suka?
Jawaban : Kadang kita menginginkan sesuatu berdasarkan bukan apa yang kita inginkan tapi berdasarkan society inginkan. Yang akhirnya kita tidak menyenangi pekerjaan kita. Analisis dulu, apa yang membuat kita tidak menyenangi pekerjaan tersebut? Kalau terkait dengan mental health sebaiknya diselesaikan dulu. Dan berusaha untuk bertanggung jawab terhadap apa yang kita mulai.


5.  Pertanyaan : Bagaimana cara membuat rencana harian yang baik?
Jawaban : Hal yang saya sering lakukan di pagi hari adalah bangun pagi sebelum subuh, minum air putih, shalat, buka google calender, membuat list rencana harian dan saya tuliskan aktivitas per 2 jam. Gunakan waktu shalat sebagai batasan waktu.

Closing Statement

Ketika kita melihat waktu sebagai sesuatu yang absurd, maka kita tidak bisa melihat benang merah dari waktu tersebut. Tapi, kalau teman-teman melihat bahwa setiap detiknya kita mengeluarkan mata uang berupa waktu, maka kita dapat melihat bahwa waktu adalah harta berharga yang dapat kita keluarkan. Oleh karena itu, menjaga waktu tetap pada tempatnya dan kebijaksanaannya sangat penting dilakukan untuk diri kita juga. Semoga kita bisa lebih bijak terhadap waktu dan semoga hal tersebut juga dapat menempatkan kita pada tempat terbaik di akhirat nanti.

🔖🔖🔖
Resume Webinar Institut Tetangga Baik (ITB) 2
Pemateri : Kak Ardhi Rasy Wardhana
Tema : Time Management to Increase Productivity During Pandemic



Wednesday, June 3, 2020

Kelas Kepenulisan Ramadhan Story


Bismillahirrahmanirrahim...
Jadi, ceritanya pas Ramadhan kemarin saya dan teman-teman yang tersebar di seluruh Indonesia ikut Kelas Kepenulisan Ramadhan yang diselenggarakan oleh Kaderisasi Salman ITB. Syarat ikut kelasnya itu, kita harus mendonasikan berapapun, semampunya sebagai bentuk komitmen kita dalam ikut kelas kepenulisan ini. Itupun akan dialokasikan bagi masyarakat yang terkena dampak covid 19.

Kelasnya berlangsung selama 1 bulan, selama bulan Ramadhan, tiap pekannya akan ada materi langsung dari orang-orang yang expert di bidang kepenulisan. Ada kak kartini f. astuti, kak fawwas, kak roby, kak auzan, kak harun tsaqif, dan penulis-penulis kerennya lainnya. Masya Allah, senang sekali rasanya bisa mendengar langsung pemaparan materi dari para penulis ini walaupun secara virtual karena biasanya hanya bisa jadi penikmat tulisannya saja. Materinya sangat menarik dan inspiring serta penuh motivasi terkhusus kepada kami-kami penulis pemula.

Saya sangat teringat dengan motivasi dari kak harun tsaqif yang menjelaskan tentang kenapa sih kita harus menulis. Yang pertama adalah untuk me-masiv-kan kebaikan. Berdakwah dengan qalam (tulisan) bisa menjangkau seluruh dunia. Salah satu perkataan dari Sayyid Quttub “Satu peluru hanya bisa menyebabkan satu orang meninggal sedangkan satu tulisan dapat menembus jutaan kepala”. Selain itu, menulis juga adalah kita bekerja untuk keabadian. Ada pepatah yang mengatakan “Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggal karya”. Intinya dengan menulis, kita tuh meninggalkan karya atau bacaan yang baik bagi generasi kita dan selanjutya. Dan tips menulis dari kak harun tsaqif adalah 3M, apa itu??? Menulis, menulis, menulis.  Ya, menulis saja. Menulis yang baik adalah menulis hari ini dan continue karena kita akan berproses menjadi lebih baik seiring berjalannya waktu. Dan tips selanjutnya adalah kudu banyak-banyak membaca karena semakin banyak yang kita baca akan semakin menambah kualitas tulisan kita. Membaca adalah ruh nya penulis. Nah itu sedikit motivasi yang bisa saya share, semoga bisa menularkan vibes positif bagi pembaca sekalian.

Saya lanjutkan yah progres dari kelas menulisnya, selain itu ada materi hariannya juga dari panitia yang tak kalah kecenya. Trus kita dichallenge untuk buat tulisan yang temanya itu ditentukan oleh panitia. Namun untuk secara keseluruhan berkaitan dengan berbagi motivasi, agar kita bisa tetap terus semangat apapun kondisinya, termasuk dalam kondisi pandemi covid 19 ini. Nah, setelah itu tulisan-tulisan yang kami kirimkan akan direview dan dikomentari jika ada hal-hal yang masih kurang atau yang perlu diperbaiki. Tidak hanya itu loh, kami para peserta pun dibuatkan grup, agar bisa saling sapa, menambah relasi dan saling berbagi inspirasi serta kita sangat bebas bertanya terkait kepenulisan. Dan lebih istimewanya lagi, tulisan-tulisan  yang kami telah buat akan dibukukan dan 100% keuntungan dari buku-buku ini akan didonasikan untuk masyarakat yang terdampak covid 19. Jadi, para penulis nggak ada yang dapat royalty sepersen pun.

Terakhir ingin mengucapkan Syukran, Jazaakumullahu Khairan bagi para panitia yang telah mengorbankan banyak waktu, tenaga, dan pikirannya untuk membuat kegiatan yang luar biasaaaaa bermanfaat ini. Oh iya, kegiatan Kelas Kepenulisan ini dilaksanakan oleh teman-teman di kaderisasi salman itb dan kubaca Indonesia loh. Jika mau tau info-info selanjutnya bisa follow akunnya dan dapatkan informasi menarik lainnya. Semoga karya sederhana ini bisa menjadi jalan-jalan kebaikan bagi kami dan orang lain.

Saturday, May 30, 2020

Jalan yang Senantiasa Nikmat



Di jalan ini banyak mata yang memandang
Banyak mulut yang bercakap
Dan saya telah memilih jalan ini
Jalan yang sepi di tengah keramaian, Jalannya para anbiya.

[Alhamdulillahilladzi bi nimatihi tatimmush sholihat]
Segala puji hanya milik Allah yang dengan segala nikmatnya segala kebaikan menjadi sempurna.

Nikmat yang paling worth it yang diberikan kepada manusia adalah nikmat hidayah dan taufik.
Nikmat menjalankan syariat-Nya dengan paripurna
Nikmat merengguk dalamnya sumur ilmu pengetahuan dalam lingkaran orang-orang shaleh.
Nikmat bertamasya dalam lantunan qalam ilahi.
Nikmat merogoh kocek demi tegaknya sebuah bangunan kebaikan.
Nikmat berpeluh keringat menghadiri taman-taman syurga demi pikiran, jiwa, dan ruh agar keep mindfulness.
Nikmat saling merangkul dan berpegangan tangan bersama saudara seiman menuju puncak keistiqamahan.
Nikmat berjuang berjama’ah bak bangunan yang tersusun kokoh demi syiar agama yang mulia.
Nikmat membangun istana yang megah di syurga.
Dan puncak dari segala kenikmatan ini adalah saat memandang wajah Allah di akhirat kelak

Saturday, May 23, 2020




Saya akan segera pergi,
Jaga iman Anda.

-Dari sahabatmu, Ramadhan-

Tidak terasa Ramadhan akan segera pergi, masih tergores terang dalam ingatan, 01 Ramadhan 1441 H yang jatuh pada hari Jumat, seolah-olah itu baru kemarin, kita menyambutnya dengan suka cita dengan program-program amalan yang akan kita lakukan di dalamnya.  Sungguh sangat tidak terasa.
Bulan yang begitu sangat dirindukan-rindukan ini akan pergi. Dan kita akan selalu meridukannya. Walaupun Ramadhan kali ini sedikit berbeda dengan Ramadhan biasanya karena di tengah pandemi, namun kemuliannya tetap sama.

Akankah Ramadhan kembali menyapa diri kita? Yang pasti Ramadhan akan datang lagi di tahun selanjutnya, namun yang belum pasti adalah, apakah umur kita masih bisa menjangkau Ramadhan tahun depan??? Tidak ada satu makhuk pun di dunia ini yang bisa menjaminnya.

Semoga Allah menerima semua amalan kita di bulan Ramadhan ini, dan memaafkan segala kekurangan dan ketidakmaksimalan kita di dalamnya, serta kita keluar dari madrasah Ramadhan dengan menjadi alumni yang telah meraih predikat taqwa. Tentu saja kita juga berharap semoga kemudahan-kemudahan yang Allah berikan di Bulan Ramadhan ini untuk melakukan amalan-amalan puasa, qiyamul lail, sedekah, tilawah Al-Qur’an, dan amalan shaleh lainnya, Allah pun mudahkan untuk melakukannya di bulan lainnya di luar Bulan Ramadhan. Aamiin

Friday, May 22, 2020

Sebuah Doa Cinta



Ada doa cinta yang diajarkan oleh Rasulullah Shallalahu Alaihi Wasallam, doa yang melampaui dimensi ruang hati dua orang insan manusia,  dia melangit memohon cinta sang pemilik hati, cinta yang mencintai sang pemilik hati, dan memohon untuk mencintai amalan yang mendekatkan diri kepada cinta sang pemilik hati. Apa itu?

"Allohumma innii as’aluka hubbaka wa hubba man yuhibbuka wa hubba ‘amalin yuqorribu ilaa hubbika"
Ya Allah, aku mohon padaMu cintaMu dan cinta orang yang mencintaiMu, serta cinta terhadap amal yang dapat mendekatkan diriku kepada cinta-Mu” (HR. Tirmidzi dan Ahmad)

Come On, Catch Our Dreams



Setiap kita pasti inginkan yang terbaik dalam hidup. Entah berupa kesenangan hidup, kesuksesan, kebahagiaan ataupun capaian yang membuat kita lebih baik. Kita dapat mendefinisikan hal tersebut dengan cita-cita.

Cita-cita itu seringkali membutuhkan proses yang panjang baik, dalam hitungan hari, bulan bahkan bertahun-tahun untuk mencapainya. Sejak awal kita sudah mendeklarasikan pada diri bahwa cita-cita kita itu baik, butuh perjuangan dan proses yang tidak mudah. Namun, perjalanan menuju yang terbaik ini seringkali membuat kita akhirnya menyerah di tengah jalan. Rasa malas, jenuh, dan pesimis seringkali hadir dalam proses perjuangan.

“Dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah melainkan orang-orang yang kufur (terhadap karunia Allah).” (QS. Yusuf : 87)

Allah memerintahkan kita untuk tidak berputus asa. Mari, yakinkan diri bahwa Allah memiliki cara yang terbaik dan akan membantu selagi kita tetap berdoa dan berikhtiar. Jadi, bagi saya, kamu, dan kalian yang sedang menuju cita-cita. Masih tetap semangat berjuang kan? Come on, Catch Our dreams ^_^/

Friday, May 8, 2020

Wahai Kaum Rebahan, Bangkitlah !



Bismillahirrahmanirrahim...
Saya ingin sedikit berbagi motivasi, terutama untuk diri sendiri dan bagi generasi rebahan saat ini.  Saya ingin berbagi tentang salah satu penggalan surah cintanya Allah. Surah yang sering kali kita baca, sejak kecil setelah pelajaran di sekolah usai dan sebelum pulang kita sering membacanya bersama teman sekelas, termasuk surah yang sering kita baca di shalat-shalat kita (karena tergolong surah pendek^^) dan kita pun sudah sangat hafal dengan artinya. Ada yang bisa menebaknya? Yaa, dialah Qs Al-Ashr. Ternyata surah ini menyimpan rahasia yang begitu sangat luar biasa.

Allah Azza wajalla berfirman:
وَٱلۡعَصۡرِ ١  إِنَّ ٱلۡإِنسَٰنَ لَفِي خُسۡرٍ ٢  إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ وَتَوَاصَوۡاْ بِٱلۡحَقِّ وَتَوَاصَوۡاْ بِٱلصَّبۡرِ ٣

“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran”. (QS. Al-Ashr:1-3)

Well mari kita coba menguliknya lebih dalam,surah ini diawali dengan ayat wal asr, yang artinya demi waktu yang akan habis. Ya, Allah bersumpah demi waktu, yang menandakan begitu berharganya waktu itu tiap detiknya. Iman syafi’i pernah berkata :

“Waktu ibarat pedang, jika engkau tidak menebasnya maka ialah yang akan menebasmu. Dan jiwamu jika tidak kau sibukkan di dalam kebenaran maka ia akan menyibukkanmu dalam kebatilan”

Jika waktu ini tidak kita gunakan untuk beribadah kepada Allah maka kita akan gunakan untuk bermaksiak, waktu kita banyak dihabiskan oleh hal yang sia-sia, rebahan santuy, nonton drakor, scroll-scroll IG dan berselancar di media sosial sampai kita lupa waktu.

Kemudian di ayat selanjutnya, sesungguhnya manusia itu benar-benar dalan kerugian. Kalau menurut  penjelasan dari Ustadz Nouman Ali Khan, bayangkan kita seperti orang yang tenggelam dan pingsan sedangkan waktu kita terbatas dan akan running out. Apa hal yang pertama kali harus dilakukan agar bisa bertahan hidup? Of course... Wake up !!! Jika kita tetap dalam kondisi pingsan tentunya kita akan tamat. Walaupun, saat itu kita sedang bermimpi indah, menikmati hidup. Dan ketika kita bangun, kemudian kita katakan, Oh no.. kenyataan ini sangat buruk, padahal tadi kita lagi bermimpi indah, sebaiknya saya tidur saja kembali. Kita tidak menerima kenyataan.  Ya, kita di dunia ini sangaat merugi, kalau kita hanya mengikuti kesenangan dunia ini yang begitu sangat menyilaukan dengan segala perhiasannya.

Next, lanjutan ayatnya, ternyata ada pengecualian, bagi orang-orang yang segera sadar dari mimpi indahnya dan bangkit serta menyelamatkan orang lain yang juga tenggelam. Karena jika kita membiarkan mereka tenggelam, mereka akan kembali menarik kita ke dasar laut. Ya, merekalah orang-orang yang beriman kemudian melakukan amalan shaleh dan memperbaiki keadaan orang-orang di sekitarnya saat itu. Lantas apalagi yang mereka lakukan? Mereka menyampaikan kebenaran, apakah hanya sekedar menyampaikan? Ternyata tidak, mereka harus membangunkannya. Dan mengulang-ngulangnya kembali, mungkin kita merasa bosan dan hilang kesabaran karena Allah melanjutkan di ayat selanjutnya, bahwa kita harus sabar yang berarti konsisten, tekun, tabah, dan fokus pada tujuan dalam melaksanakannya. Karena ini berkaitan dengan keselamatan hidup kita sendiri juga. Jadi, meski kita punya iman, amal shaleh, menyebarkan kebenaran. Namun kita tidak sabar, maka kita akan masih tetap akan tenggelam.  Jadi, keempatnya harus terpenuhi, yaitu iman, good deeds, told the truth, and sabr. All is important.

                Masyaa Allah, surah ini mengajarkan hakikat kehidupan kita sebagai manusia dan menjadi mood booster untuk kita sebagai manusia agar segera bangkit dan melakukan perubahan di waktu yang terbatas ini. Waktu kita di dunia singkat, namun sangat menentukan selamat atau tidaknya kita di keabadian kelak. Dan tidak terbatas manusia itu memikirkan dirinya sendiri, yang jelas kita sudah shaleh, sudah shalat, sedekah, puasa, dan ibadah lainnya, dan mencukupkan ibadah untuk dirinya sendiri. Namun, kita juga harus menshalehkan orang-orang di sekitar kita (berdakwah). Jadi, dakwah itu tugas semua umat muslim, bukan hanya tugasnya para ulama, tapi kita semua diperintahkan untuk mengambil bagian untuk melakukan perubahan di muka bumi ini, demi tegaknya agama Allah. Dan kita pun harus bernafas panjang di jalan dakwah ini, karena tugas ini adalah tugas sepanjang hayat, meski banyak-banyak bersabar di dalamnya. Dan kesuksesan kita dalam menjalankan tugas dakwah ini itu tidak mesti harus kita melihat kemenangannya saat ini juga, tapi bagaimana kita bisa terus fighting mempertahankan Islam ini sampai akhir hayat kita.


Wednesday, May 6, 2020

Berusaha Produktif Meski #dirumahaja



Pada akhir Desember 2019, penduduk dunia dihebohkan oleh serangan musuh yang tak kasat mata, yaitu muculnya wabah yang disebabkan oleh virus corona yang kemudian disepakati bernama Covid-19  (akronim dari coronavirus disease 2019). Dan WHO telah menetapkan covid-19 ini sebagai pandemi. Covid-19 ini telah menyerang 152 negara termasuk Indonesia. Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 Achmad Yurianto dalam keterangan resmi di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Graha BNPB, Jakarta, Senin (4/5) melaporkan bahwa di Indonesia terdapat 11.587 pasien positif, 1.954 sembuh,dan 864 meninggal.  Dan pastinya, masih banyak orang yang sebenarnya sudah terinfeksi namun tidak tercatat/terdeteksi.
Kondisi ini tentunya memberikan dampak yang serius bagi seluruh aktivitas kehidupan kita. Terjadi goncangan dari segala aspek, baik aspek ekonomi, sosial, pendidikan dan lainnya. Hari-hari kita terganggu, planning yang di-schedule-kan terbengkalai. Laa haula wa la quwwata illa billah. Manusia hanya bisa berencana namun hak prerogatif Allah untuk membuat rencana itu menjadi real.
Well... mari kita melihat dari segi positif pandemi ini karena yakinlah setiap yang Allah takdirkan pasti baik. Tau tidak? ternyata, di masa pandemi ini, bumi sedang mereformasi dirinya. Sebuah Jurnal Nature mengungkap fakta mengejutkan mengenai lubang ozon Bumi yang mulai tertutup. Fakta ini membuat banyak orang bertanya-tanya apakah kabar tersebut baik atau malah buruk untuk keberlangsungan kehidupan manusia. Terututupnya lubang ozon Bumi ini tentu adalah kabar baik. Hal ini menandakan bahwa Bumi sedang memperbaiki diri.
Saat pandemi ini adalah waktu yang terbaik bagi kita sebagai manusia untuk juga kembali mereformasi diri. Mari jadikan kesempatan #dirumahaja untuk bisa merefleksikan diri, sebagai seorang muslim, apakah kita sudah berbuat sesuai dengan tujuan penciptaan kita sebagai hamba Allah?. Apakah kita sudah memaksimalkan segala potensi yang Allah berikan kepada kita hari ini?.
Sebagai seorang muslim, hidup kita tidak diatur oleh trend atau zaman, tapi sudah diatur oleh Allah, pencipta kita. Kita hidup di dunia ini ada tujuannya. Allah Ta’ala telah mention dengan sangat gamblangnya di dalam Al Qur’an apa yang menjadi tujuan kita hidup di muka bumi ini. Cobalah kita membuka lembaran-lembaran Al Qur’an dan kita jumpai pada surah Adz Dzariyat ayat 56. Di sana, Allah Ta’ala berfirman,
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz Dzariyat: 56)
Kemudian ada juga di Qs Al-Baqarah : 30
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi".
Ya, kita diciptakan oleh Allah untuk beribadah kepada-Nya dan sebagai seorang khalifah (pengelola bumi).  Masyaa Allah, Allah telah menyebutkan life goal kita dan juga sudah membuatkan program untuk kita sebagai manusia untuk bisa mencapai life goal tersebut. Yang mengajarkan kita sebagai seorang muslim untuk selalu produktif. Misalnya, dengan perintah shalat 5x sehari dan shalat sunnah lainnya sebagai meditasi untuk tubuh kita sekaligus menempa diri  untuk belajar disiplin, puasa agar kita bisa sehat dan bisa menahan diri dari hawa nafsu, sedekah agar kita bisa berbagi dengan sesama manusia. Kita pun diajarkan untuk senantiasa itqon (profesional) dalam melakukan sesuatu dan banyak lagi program-program lainnya yang menuntut kita untuk menjadi a productive muslim.
Bagaimana agar bisa keep produktif  meski #dirumahaja? Walaupun kita #dirumahaja kesempitan yang Allah berikan saat ini, memberikan kita kesempatan untuk tetap bertumbuh dengan mengasah beberapa hal dari hidup kita. Pertama,  mengasah spiritual dengan kembali bertafakkur,  melakukan aktivitas yang worth it  di pandangan Allah, sebelumnya mungkin kita sibuk dengan aktivitas organisasi, kuliah, kerja, dan aktivitas di luar rumah lainnya sehingga tidak ada waktu untuk membaca dan mentadabburi Al-Qur’an serta mengerjakan shalat yang lebih mindfulness. Kedua, mengasah emotional, waktu ini adalah waktu untuk lebih dekat dan berbagi kasih sayang dengan keluarga  dan kepada sesama utamanya bagi yang berdampak covid-19 ini. Ketiga, mengasah intelectual dengan menuntut ilmu,  dan mengasah skill. Iqra (bacalah), itulah ayat yang pertama kali turun yang mengajarkan bahwa umat muslim itu harus cerdas. Keempat mengasah physical dengan tetap berolahraga dan mengonsumsi makanan yang bukan hanya halal tapi juga thoyyib (bergizi)
Well.. This is just personal self-reminder. Semoga kita termasuk orang yang senantiasa memanfaatkan waktu dengan baik dan berusaha untuk terus produktif meski #dirumahaja. Aamiin
Di bawah awan putih, 5 Mei 2020

Sunday, May 3, 2020

Ketika Cinta Berbuah Surga



Bismillahirrahmanirrahim
Berbicara tentang role model, tiap kita pasti punya role model. Jika kita mencari seorang role model dalam hidup, carilah yang best of the best. Hari ini banyak orang yang salah dalam menentukan role modelnya karena hanya melihat dari segi kecantikan, ketampanan, popularitas, kemapanan, atau hal dunia lainnya. Seharusnya sebagai seorang muslim carilah yang sudah mendapatkan jaminan syurga oleh Allah Subhanahu wata’ala. Salah satunya ialah Ibunda Khadijah radhillahu’anhu.
Nah, apa saja yang telah Khadijah lakukan dan bagaimana perjalanan cinta Rasulullah sehingga bisa mendapatkan jaminan surga, dan surganya pun tidak main-main yaitu surga Firdaus, surga yang selevel dengan surganya Rasulullah.

Pertama, perjalanan cinta Khadijah diawali dengan memperbaiki kualitas diri.
Khadijah seorang wanita yang cantik, kaya raya bahkan menguasai 2/3 kota Makkah, berasal dari keturunan Khuwailid yang sangat terpandang. Intinya Khadijah telah memiliki semuanya dari segi keduniaan. Namun, semua itu tidak membuat khadijah bermalas-malasan. Sosok khadijah seorang yang sangat sederhana, memiliki etos kerja, produktif dan senantiasa menjaga akhlak dan izzahnya, dan beliau juga tidak menyembah lata dan uzzah layaknya kebanyakan masyarakat jahiliyah saat itu.
Kisah kehidupan cinta khadijah, tidak semulus yang kita pikirkan, beliau seorang janda pada umur 25 tahun. Banyak lelaki yang ingin menikahinya, bahkan sekelas Abu Jahl dan Abu Sufyan memasukkan proposal cintanya, namun ditolak oleh Khadijah.

Kedua,  Rasulullah dan Khadijah yang se-frekuensi
Rasulullah dan Khadijah memiliki banyak kesamaan. Orang sekelas premium akan bertemu dengan yang premium juga. Brandingnya Rasulullah sebelum menikah adalah sosok yang tabligh, fatanah, shiddiq, dan amanah.

Awal ketemunya itu, saat itu khadijah resah dengan kecurangan yang terjadi di masa-masa jahiliah. Ia pun mencari karyawan yang jujur, dan jadilah Rasulullah sebagai karyawannya Khadijah. Akhirnya, Rasulullah melakukan travelling untuk berdagang ke kota Syam bersama Maysaroh. Karena Rasulullah sangat kredible dalam berdagang, beliau mendapatkan keutungan 2 kali lipat, dan gajinya pun dilipatgandakan.

Maysaroh pun menceritakan kepada Khadijah terkait perjalanan dagangnya bersama Rasulullah yang mengalami banyak kejadian-kejadian yang luar biasa, diantaranya awan-awan selalu mengikuti mereka sehingga mereka merasa teduh. Mendengar itu, Khadijah pun sangat kagum dengan Rasulullah, namun beliau tetap menjaga izzahnya dengan tidak modus, tidak chat-chatan. Akhirnya dijodohkanlah Khadijah dan Rasulullah, yang awalnya mereka sama-sama merasa tidak pantas.
Sebelum menikah Khadijah bermimpi melihat matahari yang datang kepadanya. Dan diceritakanlah mimpinya itu kepada Waraqah, sepupu Khadijah. Dan Waraqah menafsirkan bahwa Khadijah akan menikah dengan seorang Nabi. Dari pernikahan Rasulullah dan Khadijah dikaruniai 6 orang anak. dan dari segi sosial dan ekonomi berada di Top of top karena kehebatan mereka berdua yang keren. Dan Rasulullah, dijadikah top of mind oleh masyarakat Makkah, terbukti dengan dipercayakannya Rasulullah untuk memindahkan Hajar Aswad.

Ketiga, Khadijah adalah partner pertama Rasulullah yang sangat luar biasa yang menguatkan dan mendukung 100% Rasulullah di masa-masa awal berdakwah di saat yang lain memusuhi dan menghina.

Keempat, Cinta pertama Khadijah adalah Allah, Rasulullah, dan jihad fii sabilillah.
Periode-periode awal dakwah nabi adalah masa-masa yang sangat sulit, umat muslim diboikot oleh orang-orang kafir sampai-sampai mereka harus makan daun dan seluruh kekayaan Khadijah habis untuk membantu dakwah Rasulullah. Kondisi kita sekarang yang lagi lock down masih sangat jauh dengan kondisi umat Islam dulu.

Ada perkataan Khadijah yang sangat luar biasa di akhir-akhir hidupnya. Beliu mengatakan, “Jika nanti saya telah meninggal dan kau tidak mendapatkan apapun yang bisa digunakan untuk menyebrangi lautan dalam rangka berrdakwah, maka pakailah tulangku”. Masya Allah, prioritas Khadijah  seperti yang tercantum di Qs At-Taubah:24, yang intinya prioritas cinta di hati kita adalah Allah, Rasulullah, dan Jihad Fii Sabilillah.  Karena pengorbanan Khadijah yang sungguh sangat luar biasa itu, Malaikat Jibril datang kepada Rasulullah, dan menitipkan salam dari Allah kepada Khadijah dan juga dijanjikah syurga. Masa meninggalnya khadijah disebut dengan Tahun Kesedihan karena Rasulullah sangat sedih ditinggal kekasih hatinya. Dan tidak ada yang bisa menggantikan posisi Khadijah di hati Rasulullah.

Itulah track record dari kisah perjalanan hidup ibunda Khadijah yang dari sejak lahir dipenuhi dengan keberlimpahan harta namun semua berbalik saat Khadijah meninggal.
Ada banyak hikmah yang bisa dipetik dari kisah Ibunda Khadijah Radiallahu anhu. Yang mengajarkan kita tentang keistiqamahan, bahwa istiqamah itu sampai akhir hayat. Tidak ada namanya kita menggadaikan keimanan kita karena pekerjaan, popularitas, dan lain-lain. Dan kedua kesuksesan itu, tidak harus dilihat dari Islam itu harus menang tapi bagaimana kita bisa tetap berjuang mempertahankan Islam sampai akhir hayat kita.

#Resume Kajian Teh Farah Qoonita