Saturday, May 30, 2020

Jalan yang Senantiasa Nikmat



Di jalan ini banyak mata yang memandang
Banyak mulut yang bercakap
Dan saya telah memilih jalan ini
Jalan yang sepi di tengah keramaian, Jalannya para anbiya.

[Alhamdulillahilladzi bi nimatihi tatimmush sholihat]
Segala puji hanya milik Allah yang dengan segala nikmatnya segala kebaikan menjadi sempurna.

Nikmat yang paling worth it yang diberikan kepada manusia adalah nikmat hidayah dan taufik.
Nikmat menjalankan syariat-Nya dengan paripurna
Nikmat merengguk dalamnya sumur ilmu pengetahuan dalam lingkaran orang-orang shaleh.
Nikmat bertamasya dalam lantunan qalam ilahi.
Nikmat merogoh kocek demi tegaknya sebuah bangunan kebaikan.
Nikmat berpeluh keringat menghadiri taman-taman syurga demi pikiran, jiwa, dan ruh agar keep mindfulness.
Nikmat saling merangkul dan berpegangan tangan bersama saudara seiman menuju puncak keistiqamahan.
Nikmat berjuang berjama’ah bak bangunan yang tersusun kokoh demi syiar agama yang mulia.
Nikmat membangun istana yang megah di syurga.
Dan puncak dari segala kenikmatan ini adalah saat memandang wajah Allah di akhirat kelak

Saturday, May 23, 2020




Saya akan segera pergi,
Jaga iman Anda.

-Dari sahabatmu, Ramadhan-

Tidak terasa Ramadhan akan segera pergi, masih tergores terang dalam ingatan, 01 Ramadhan 1441 H yang jatuh pada hari Jumat, seolah-olah itu baru kemarin, kita menyambutnya dengan suka cita dengan program-program amalan yang akan kita lakukan di dalamnya.  Sungguh sangat tidak terasa.
Bulan yang begitu sangat dirindukan-rindukan ini akan pergi. Dan kita akan selalu meridukannya. Walaupun Ramadhan kali ini sedikit berbeda dengan Ramadhan biasanya karena di tengah pandemi, namun kemuliannya tetap sama.

Akankah Ramadhan kembali menyapa diri kita? Yang pasti Ramadhan akan datang lagi di tahun selanjutnya, namun yang belum pasti adalah, apakah umur kita masih bisa menjangkau Ramadhan tahun depan??? Tidak ada satu makhuk pun di dunia ini yang bisa menjaminnya.

Semoga Allah menerima semua amalan kita di bulan Ramadhan ini, dan memaafkan segala kekurangan dan ketidakmaksimalan kita di dalamnya, serta kita keluar dari madrasah Ramadhan dengan menjadi alumni yang telah meraih predikat taqwa. Tentu saja kita juga berharap semoga kemudahan-kemudahan yang Allah berikan di Bulan Ramadhan ini untuk melakukan amalan-amalan puasa, qiyamul lail, sedekah, tilawah Al-Qur’an, dan amalan shaleh lainnya, Allah pun mudahkan untuk melakukannya di bulan lainnya di luar Bulan Ramadhan. Aamiin

Friday, May 22, 2020

Sebuah Doa Cinta



Ada doa cinta yang diajarkan oleh Rasulullah Shallalahu Alaihi Wasallam, doa yang melampaui dimensi ruang hati dua orang insan manusia,  dia melangit memohon cinta sang pemilik hati, cinta yang mencintai sang pemilik hati, dan memohon untuk mencintai amalan yang mendekatkan diri kepada cinta sang pemilik hati. Apa itu?

"Allohumma innii as’aluka hubbaka wa hubba man yuhibbuka wa hubba ‘amalin yuqorribu ilaa hubbika"
Ya Allah, aku mohon padaMu cintaMu dan cinta orang yang mencintaiMu, serta cinta terhadap amal yang dapat mendekatkan diriku kepada cinta-Mu” (HR. Tirmidzi dan Ahmad)

Come On, Catch Our Dreams



Setiap kita pasti inginkan yang terbaik dalam hidup. Entah berupa kesenangan hidup, kesuksesan, kebahagiaan ataupun capaian yang membuat kita lebih baik. Kita dapat mendefinisikan hal tersebut dengan cita-cita.

Cita-cita itu seringkali membutuhkan proses yang panjang baik, dalam hitungan hari, bulan bahkan bertahun-tahun untuk mencapainya. Sejak awal kita sudah mendeklarasikan pada diri bahwa cita-cita kita itu baik, butuh perjuangan dan proses yang tidak mudah. Namun, perjalanan menuju yang terbaik ini seringkali membuat kita akhirnya menyerah di tengah jalan. Rasa malas, jenuh, dan pesimis seringkali hadir dalam proses perjuangan.

“Dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah melainkan orang-orang yang kufur (terhadap karunia Allah).” (QS. Yusuf : 87)

Allah memerintahkan kita untuk tidak berputus asa. Mari, yakinkan diri bahwa Allah memiliki cara yang terbaik dan akan membantu selagi kita tetap berdoa dan berikhtiar. Jadi, bagi saya, kamu, dan kalian yang sedang menuju cita-cita. Masih tetap semangat berjuang kan? Come on, Catch Our dreams ^_^/

Friday, May 8, 2020

Wahai Kaum Rebahan, Bangkitlah !



Bismillahirrahmanirrahim...
Saya ingin sedikit berbagi motivasi, terutama untuk diri sendiri dan bagi generasi rebahan saat ini.  Saya ingin berbagi tentang salah satu penggalan surah cintanya Allah. Surah yang sering kali kita baca, sejak kecil setelah pelajaran di sekolah usai dan sebelum pulang kita sering membacanya bersama teman sekelas, termasuk surah yang sering kita baca di shalat-shalat kita (karena tergolong surah pendek^^) dan kita pun sudah sangat hafal dengan artinya. Ada yang bisa menebaknya? Yaa, dialah Qs Al-Ashr. Ternyata surah ini menyimpan rahasia yang begitu sangat luar biasa.

Allah Azza wajalla berfirman:
وَٱلۡعَصۡرِ ١  إِنَّ ٱلۡإِنسَٰنَ لَفِي خُسۡرٍ ٢  إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ وَتَوَاصَوۡاْ بِٱلۡحَقِّ وَتَوَاصَوۡاْ بِٱلصَّبۡرِ ٣

“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran”. (QS. Al-Ashr:1-3)

Well mari kita coba menguliknya lebih dalam,surah ini diawali dengan ayat wal asr, yang artinya demi waktu yang akan habis. Ya, Allah bersumpah demi waktu, yang menandakan begitu berharganya waktu itu tiap detiknya. Iman syafi’i pernah berkata :

“Waktu ibarat pedang, jika engkau tidak menebasnya maka ialah yang akan menebasmu. Dan jiwamu jika tidak kau sibukkan di dalam kebenaran maka ia akan menyibukkanmu dalam kebatilan”

Jika waktu ini tidak kita gunakan untuk beribadah kepada Allah maka kita akan gunakan untuk bermaksiak, waktu kita banyak dihabiskan oleh hal yang sia-sia, rebahan santuy, nonton drakor, scroll-scroll IG dan berselancar di media sosial sampai kita lupa waktu.

Kemudian di ayat selanjutnya, sesungguhnya manusia itu benar-benar dalan kerugian. Kalau menurut  penjelasan dari Ustadz Nouman Ali Khan, bayangkan kita seperti orang yang tenggelam dan pingsan sedangkan waktu kita terbatas dan akan running out. Apa hal yang pertama kali harus dilakukan agar bisa bertahan hidup? Of course... Wake up !!! Jika kita tetap dalam kondisi pingsan tentunya kita akan tamat. Walaupun, saat itu kita sedang bermimpi indah, menikmati hidup. Dan ketika kita bangun, kemudian kita katakan, Oh no.. kenyataan ini sangat buruk, padahal tadi kita lagi bermimpi indah, sebaiknya saya tidur saja kembali. Kita tidak menerima kenyataan.  Ya, kita di dunia ini sangaat merugi, kalau kita hanya mengikuti kesenangan dunia ini yang begitu sangat menyilaukan dengan segala perhiasannya.

Next, lanjutan ayatnya, ternyata ada pengecualian, bagi orang-orang yang segera sadar dari mimpi indahnya dan bangkit serta menyelamatkan orang lain yang juga tenggelam. Karena jika kita membiarkan mereka tenggelam, mereka akan kembali menarik kita ke dasar laut. Ya, merekalah orang-orang yang beriman kemudian melakukan amalan shaleh dan memperbaiki keadaan orang-orang di sekitarnya saat itu. Lantas apalagi yang mereka lakukan? Mereka menyampaikan kebenaran, apakah hanya sekedar menyampaikan? Ternyata tidak, mereka harus membangunkannya. Dan mengulang-ngulangnya kembali, mungkin kita merasa bosan dan hilang kesabaran karena Allah melanjutkan di ayat selanjutnya, bahwa kita harus sabar yang berarti konsisten, tekun, tabah, dan fokus pada tujuan dalam melaksanakannya. Karena ini berkaitan dengan keselamatan hidup kita sendiri juga. Jadi, meski kita punya iman, amal shaleh, menyebarkan kebenaran. Namun kita tidak sabar, maka kita akan masih tetap akan tenggelam.  Jadi, keempatnya harus terpenuhi, yaitu iman, good deeds, told the truth, and sabr. All is important.

                Masyaa Allah, surah ini mengajarkan hakikat kehidupan kita sebagai manusia dan menjadi mood booster untuk kita sebagai manusia agar segera bangkit dan melakukan perubahan di waktu yang terbatas ini. Waktu kita di dunia singkat, namun sangat menentukan selamat atau tidaknya kita di keabadian kelak. Dan tidak terbatas manusia itu memikirkan dirinya sendiri, yang jelas kita sudah shaleh, sudah shalat, sedekah, puasa, dan ibadah lainnya, dan mencukupkan ibadah untuk dirinya sendiri. Namun, kita juga harus menshalehkan orang-orang di sekitar kita (berdakwah). Jadi, dakwah itu tugas semua umat muslim, bukan hanya tugasnya para ulama, tapi kita semua diperintahkan untuk mengambil bagian untuk melakukan perubahan di muka bumi ini, demi tegaknya agama Allah. Dan kita pun harus bernafas panjang di jalan dakwah ini, karena tugas ini adalah tugas sepanjang hayat, meski banyak-banyak bersabar di dalamnya. Dan kesuksesan kita dalam menjalankan tugas dakwah ini itu tidak mesti harus kita melihat kemenangannya saat ini juga, tapi bagaimana kita bisa terus fighting mempertahankan Islam ini sampai akhir hayat kita.


Wednesday, May 6, 2020

Berusaha Produktif Meski #dirumahaja



Pada akhir Desember 2019, penduduk dunia dihebohkan oleh serangan musuh yang tak kasat mata, yaitu muculnya wabah yang disebabkan oleh virus corona yang kemudian disepakati bernama Covid-19  (akronim dari coronavirus disease 2019). Dan WHO telah menetapkan covid-19 ini sebagai pandemi. Covid-19 ini telah menyerang 152 negara termasuk Indonesia. Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 Achmad Yurianto dalam keterangan resmi di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Graha BNPB, Jakarta, Senin (4/5) melaporkan bahwa di Indonesia terdapat 11.587 pasien positif, 1.954 sembuh,dan 864 meninggal.  Dan pastinya, masih banyak orang yang sebenarnya sudah terinfeksi namun tidak tercatat/terdeteksi.
Kondisi ini tentunya memberikan dampak yang serius bagi seluruh aktivitas kehidupan kita. Terjadi goncangan dari segala aspek, baik aspek ekonomi, sosial, pendidikan dan lainnya. Hari-hari kita terganggu, planning yang di-schedule-kan terbengkalai. Laa haula wa la quwwata illa billah. Manusia hanya bisa berencana namun hak prerogatif Allah untuk membuat rencana itu menjadi real.
Well... mari kita melihat dari segi positif pandemi ini karena yakinlah setiap yang Allah takdirkan pasti baik. Tau tidak? ternyata, di masa pandemi ini, bumi sedang mereformasi dirinya. Sebuah Jurnal Nature mengungkap fakta mengejutkan mengenai lubang ozon Bumi yang mulai tertutup. Fakta ini membuat banyak orang bertanya-tanya apakah kabar tersebut baik atau malah buruk untuk keberlangsungan kehidupan manusia. Terututupnya lubang ozon Bumi ini tentu adalah kabar baik. Hal ini menandakan bahwa Bumi sedang memperbaiki diri.
Saat pandemi ini adalah waktu yang terbaik bagi kita sebagai manusia untuk juga kembali mereformasi diri. Mari jadikan kesempatan #dirumahaja untuk bisa merefleksikan diri, sebagai seorang muslim, apakah kita sudah berbuat sesuai dengan tujuan penciptaan kita sebagai hamba Allah?. Apakah kita sudah memaksimalkan segala potensi yang Allah berikan kepada kita hari ini?.
Sebagai seorang muslim, hidup kita tidak diatur oleh trend atau zaman, tapi sudah diatur oleh Allah, pencipta kita. Kita hidup di dunia ini ada tujuannya. Allah Ta’ala telah mention dengan sangat gamblangnya di dalam Al Qur’an apa yang menjadi tujuan kita hidup di muka bumi ini. Cobalah kita membuka lembaran-lembaran Al Qur’an dan kita jumpai pada surah Adz Dzariyat ayat 56. Di sana, Allah Ta’ala berfirman,
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz Dzariyat: 56)
Kemudian ada juga di Qs Al-Baqarah : 30
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi".
Ya, kita diciptakan oleh Allah untuk beribadah kepada-Nya dan sebagai seorang khalifah (pengelola bumi).  Masyaa Allah, Allah telah menyebutkan life goal kita dan juga sudah membuatkan program untuk kita sebagai manusia untuk bisa mencapai life goal tersebut. Yang mengajarkan kita sebagai seorang muslim untuk selalu produktif. Misalnya, dengan perintah shalat 5x sehari dan shalat sunnah lainnya sebagai meditasi untuk tubuh kita sekaligus menempa diri  untuk belajar disiplin, puasa agar kita bisa sehat dan bisa menahan diri dari hawa nafsu, sedekah agar kita bisa berbagi dengan sesama manusia. Kita pun diajarkan untuk senantiasa itqon (profesional) dalam melakukan sesuatu dan banyak lagi program-program lainnya yang menuntut kita untuk menjadi a productive muslim.
Bagaimana agar bisa keep produktif  meski #dirumahaja? Walaupun kita #dirumahaja kesempitan yang Allah berikan saat ini, memberikan kita kesempatan untuk tetap bertumbuh dengan mengasah beberapa hal dari hidup kita. Pertama,  mengasah spiritual dengan kembali bertafakkur,  melakukan aktivitas yang worth it  di pandangan Allah, sebelumnya mungkin kita sibuk dengan aktivitas organisasi, kuliah, kerja, dan aktivitas di luar rumah lainnya sehingga tidak ada waktu untuk membaca dan mentadabburi Al-Qur’an serta mengerjakan shalat yang lebih mindfulness. Kedua, mengasah emotional, waktu ini adalah waktu untuk lebih dekat dan berbagi kasih sayang dengan keluarga  dan kepada sesama utamanya bagi yang berdampak covid-19 ini. Ketiga, mengasah intelectual dengan menuntut ilmu,  dan mengasah skill. Iqra (bacalah), itulah ayat yang pertama kali turun yang mengajarkan bahwa umat muslim itu harus cerdas. Keempat mengasah physical dengan tetap berolahraga dan mengonsumsi makanan yang bukan hanya halal tapi juga thoyyib (bergizi)
Well.. This is just personal self-reminder. Semoga kita termasuk orang yang senantiasa memanfaatkan waktu dengan baik dan berusaha untuk terus produktif meski #dirumahaja. Aamiin
Di bawah awan putih, 5 Mei 2020

Sunday, May 3, 2020

Ketika Cinta Berbuah Surga



Bismillahirrahmanirrahim
Berbicara tentang role model, tiap kita pasti punya role model. Jika kita mencari seorang role model dalam hidup, carilah yang best of the best. Hari ini banyak orang yang salah dalam menentukan role modelnya karena hanya melihat dari segi kecantikan, ketampanan, popularitas, kemapanan, atau hal dunia lainnya. Seharusnya sebagai seorang muslim carilah yang sudah mendapatkan jaminan syurga oleh Allah Subhanahu wata’ala. Salah satunya ialah Ibunda Khadijah radhillahu’anhu.
Nah, apa saja yang telah Khadijah lakukan dan bagaimana perjalanan cinta Rasulullah sehingga bisa mendapatkan jaminan surga, dan surganya pun tidak main-main yaitu surga Firdaus, surga yang selevel dengan surganya Rasulullah.

Pertama, perjalanan cinta Khadijah diawali dengan memperbaiki kualitas diri.
Khadijah seorang wanita yang cantik, kaya raya bahkan menguasai 2/3 kota Makkah, berasal dari keturunan Khuwailid yang sangat terpandang. Intinya Khadijah telah memiliki semuanya dari segi keduniaan. Namun, semua itu tidak membuat khadijah bermalas-malasan. Sosok khadijah seorang yang sangat sederhana, memiliki etos kerja, produktif dan senantiasa menjaga akhlak dan izzahnya, dan beliau juga tidak menyembah lata dan uzzah layaknya kebanyakan masyarakat jahiliyah saat itu.
Kisah kehidupan cinta khadijah, tidak semulus yang kita pikirkan, beliau seorang janda pada umur 25 tahun. Banyak lelaki yang ingin menikahinya, bahkan sekelas Abu Jahl dan Abu Sufyan memasukkan proposal cintanya, namun ditolak oleh Khadijah.

Kedua,  Rasulullah dan Khadijah yang se-frekuensi
Rasulullah dan Khadijah memiliki banyak kesamaan. Orang sekelas premium akan bertemu dengan yang premium juga. Brandingnya Rasulullah sebelum menikah adalah sosok yang tabligh, fatanah, shiddiq, dan amanah.

Awal ketemunya itu, saat itu khadijah resah dengan kecurangan yang terjadi di masa-masa jahiliah. Ia pun mencari karyawan yang jujur, dan jadilah Rasulullah sebagai karyawannya Khadijah. Akhirnya, Rasulullah melakukan travelling untuk berdagang ke kota Syam bersama Maysaroh. Karena Rasulullah sangat kredible dalam berdagang, beliau mendapatkan keutungan 2 kali lipat, dan gajinya pun dilipatgandakan.

Maysaroh pun menceritakan kepada Khadijah terkait perjalanan dagangnya bersama Rasulullah yang mengalami banyak kejadian-kejadian yang luar biasa, diantaranya awan-awan selalu mengikuti mereka sehingga mereka merasa teduh. Mendengar itu, Khadijah pun sangat kagum dengan Rasulullah, namun beliau tetap menjaga izzahnya dengan tidak modus, tidak chat-chatan. Akhirnya dijodohkanlah Khadijah dan Rasulullah, yang awalnya mereka sama-sama merasa tidak pantas.
Sebelum menikah Khadijah bermimpi melihat matahari yang datang kepadanya. Dan diceritakanlah mimpinya itu kepada Waraqah, sepupu Khadijah. Dan Waraqah menafsirkan bahwa Khadijah akan menikah dengan seorang Nabi. Dari pernikahan Rasulullah dan Khadijah dikaruniai 6 orang anak. dan dari segi sosial dan ekonomi berada di Top of top karena kehebatan mereka berdua yang keren. Dan Rasulullah, dijadikah top of mind oleh masyarakat Makkah, terbukti dengan dipercayakannya Rasulullah untuk memindahkan Hajar Aswad.

Ketiga, Khadijah adalah partner pertama Rasulullah yang sangat luar biasa yang menguatkan dan mendukung 100% Rasulullah di masa-masa awal berdakwah di saat yang lain memusuhi dan menghina.

Keempat, Cinta pertama Khadijah adalah Allah, Rasulullah, dan jihad fii sabilillah.
Periode-periode awal dakwah nabi adalah masa-masa yang sangat sulit, umat muslim diboikot oleh orang-orang kafir sampai-sampai mereka harus makan daun dan seluruh kekayaan Khadijah habis untuk membantu dakwah Rasulullah. Kondisi kita sekarang yang lagi lock down masih sangat jauh dengan kondisi umat Islam dulu.

Ada perkataan Khadijah yang sangat luar biasa di akhir-akhir hidupnya. Beliu mengatakan, “Jika nanti saya telah meninggal dan kau tidak mendapatkan apapun yang bisa digunakan untuk menyebrangi lautan dalam rangka berrdakwah, maka pakailah tulangku”. Masya Allah, prioritas Khadijah  seperti yang tercantum di Qs At-Taubah:24, yang intinya prioritas cinta di hati kita adalah Allah, Rasulullah, dan Jihad Fii Sabilillah.  Karena pengorbanan Khadijah yang sungguh sangat luar biasa itu, Malaikat Jibril datang kepada Rasulullah, dan menitipkan salam dari Allah kepada Khadijah dan juga dijanjikah syurga. Masa meninggalnya khadijah disebut dengan Tahun Kesedihan karena Rasulullah sangat sedih ditinggal kekasih hatinya. Dan tidak ada yang bisa menggantikan posisi Khadijah di hati Rasulullah.

Itulah track record dari kisah perjalanan hidup ibunda Khadijah yang dari sejak lahir dipenuhi dengan keberlimpahan harta namun semua berbalik saat Khadijah meninggal.
Ada banyak hikmah yang bisa dipetik dari kisah Ibunda Khadijah Radiallahu anhu. Yang mengajarkan kita tentang keistiqamahan, bahwa istiqamah itu sampai akhir hayat. Tidak ada namanya kita menggadaikan keimanan kita karena pekerjaan, popularitas, dan lain-lain. Dan kedua kesuksesan itu, tidak harus dilihat dari Islam itu harus menang tapi bagaimana kita bisa tetap berjuang mempertahankan Islam sampai akhir hayat kita.

#Resume Kajian Teh Farah Qoonita