Tuesday, June 16, 2020

The Power of Time


Qs Tahrim 1-10
Kandungan ayatnya, Orang-orang yang beriman seharusnya bertaubat dengan semurni-murninya, hingga Allah masukkan kita ke surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai.
Bertaubat perlu manajemen yang baik, salah satunya materi kita yaitu tentang manajemen waktu. Apalagi di masa-masa pandemi ini banyak banget yang berubah dari hidup kita.  Bagaimana kita agar tetap produktif walau #dirumahaja?


➽➽➽➽➽➽➽➽➽➽
Semakin kita beranjak dewasa waktu terasa semakin cepat berlalu, tiba-tiba saja, kita sudah selesai kuliah, tiba-tiba saja kita sudah menyelesaikan amanah di organisasi dan waktu berlalu begitu saja.

Apa itu waktu? ⏰
Sebenarnya yang berbekas dari suatu peristiwa bukan waktunya, tapi nilainya. Ada salah satu film yang menarik untuk teman-teman bisa nonton berkaitan dengan waktu. Judul filmnya In Time. Film ini menceritakan suatu peradaban yang orang-orang pada saat itu menggunakan waktu sebagai mata uangnya. Ketika mereka lahir diberi modal waktu yang mereka bisa gunakan untuk jual beli. Misalnya : ketika bekerja lebih akan dapat waktu, ketika membeli sesuatu maka waktunya akan berkurang. Nah, intinya adalah waktu sebagai alat tukar merupakan sesuatu yang penting. Dan kita pasti akan menggunakannya dengan baik dan tidak akan menyia-nyiakannya. Jika waktu benar-benar alat hitung untuk semua hal, apa kita masih akan tidur-tiduran?
Dan Rasulullah sudah jelaskan jauh-jauh sebelumnya dalam suatu hadist

“Tidaklah bergeser kedua kaki seorang hamba nanti pada hari kiamat, sehingga Allah akan menanyakan tentang (4 perkara:) (Pertama,) tentang umurnya dihabiskan untuk apa. (Kedua,) tentang ilmunya diamalkan atau tidak. (Ketiga,) Tentang hartanya, dari mana dia peroleh dan ke mana dia habiskan. (Keempat,) tentang masa mudanya untuk apa.”
(HR Tirmidzi )
Keywords : umur, masa muda, harta , dan ilmu

Dua diantaranya mengindikasikan tentang waktu, harta pun kita perlu bermodalkan waktu begitu pun dengan ilmu, kita menukar waktu kita untuk belajar dan datang ke kampus/kajian untuk mencari ilmu. Akhirnya semua kita dapatkan karena ada waktu.
Ternyata kita sebagai manusia sudah diatur bahwa waktu juga merupakan alat tukar dan kita sangat terikat oleh waktu. Konsepnya sama seperti uang, bedanya uang terlihat sedangkan waktu tidak terlihat. Misalnya saja, kita membeli sesuatu yang salah maka pasti kita akan sangat kecewa, begitu pun dengan waktu.

Kalau waktu seberat itu, tapi kenapa kita lalai terus?
Kita bisa rasional terhadap uang kita tapi kenapa kita tidak berusaha rasional terhadap waktu?
Dan sebenarnya kita sudah dikasih tau bahwa ada dua nikmat yang banyak orang lalai di dalamnya. yaitu nikmat sehat dan waktu luang.
Apalagi dalam kondisi seperti ini kita lebih banyak waktu luang dan kadang kita sering tertipu. Di luar sana banyak orang yang harus dirawat di rumah sakit. Dan kita di sini sekarang dalam kondisi baik-baik saja.

Bagaimana agar kita bisa survive?
Jawabannya ada dalam qs al-asr
1. Demi masa.
2. Sungguh, manusia berada dalam kerugian,
3. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran.

Sebenarnya setiap manusia itu berada dalam kerugian, bayangkan kita menghabiskan tiap detik hidup kita seperti lagi mengeluarkan uang. Dan selama kita tidak beriman, beramal shaleh, saling nasehat menasehati dalam kebaikan dan kesabaran tentunya kita akan RUGI. Tapi ketika kita melakukan sebaliknya maka kita akan beruntung.

Lantas kita harus bagaimana agar kita bisa terus produktif di masa pandemi ini?
1.  Menentukan tujuan. Apa yang kita ingin kuasai dan amalkan di masa pandemi ini yang kita tidak tau sampai kapan akan berakhir.
2. Menentukan prioritas. Rencanakan agendamu berdasarkan tujuan yang ingin kamu capai. Kelompokkan pekerjaan dari yang penting dan mendesak, penting dan tidak mendesak, mendesak dan tidak penting, tidak mendesak dan tidak penting.
3. Melakukan keseimbangan dengan berbagai kegiatan. Balancing activities will  optimize your true potential.
4. Fokus. Biarpun kita punya banyak kegiatan bervariasi, jangan dikerjakan dalam waktu yang bersamaan. Selesaikan satu pekerjaan kemudian lanjut lagi ke pekerjaan selanjutnya dan mulai dari yang mudah.
5. Mental Health. Di masa pandemi ini kita sering mengeluh dengan kondisi yang ada. Jangan lupa berdamai dengan diri sendiri. Kita sudah usaha, bergembira, dan tawakkal.

Referensi buku tentang menajemen waktu : Time Management from Islamic and Administrative Perpective (Dr. Kalhed Ibn Abdul-Rahman Al Jeraisy)

QnA Session

1. Pertanyaan : Bagaimana agar bisa tetap menjaga konsistensi? Mungkin awal-awalnya kita bersemangat namun kadang seiring berjalannya waktu kita terdikstrasksi dengan pencapaian-pencapaian orang lain sedangkan kita masih begini-begini saja dan akhirnya putus asa
Jawaban : konsistensi memang adalah suatu hal yang utama. Teman-teman tau tidak, ciri-ciri orang yang munafik, salah satunya adalah ketika ia berjanji ia mengingkari. dan ini juga berlaku tidak hanya ke orang lain tapi juga ke diri kita sendiri. Kita harus menepati apa yang telah kita rencanakan. Memasang mindset di dalam pikiran bahwa konsep Islam sendiri sudah mengatur agar kita tidak tergolong orang yang munafik. Dan ini berangkat dari kita membangun tujuan-tujuan hidup kita tiap hari. Tuliskan progres-progres untuk mencapai tujuan kita.

-Setiap insan itu berusaha, kita punya tujuan, rencana, dan time prime masing-masing. Dan yang harus kita lawan adalah diri kita sendiri untuk bisa menjadi lebih baik tiap hari tanpa memikirkan apa yang orang lain katakan
-secara eksternal, kita bisa menceritakan tujuan-tujuan kita ke orang lain agar bisa memotivasi kita dan membantu mengingatkan

2.   Pertanyaan : Apakah kita harus menjadi "man of the ring"? Seberapa penting kita dalam menentukan tujuan hidup?
Jawaban : Tujuan adalah sebagian kecil yang bisa menentukan bagaimana keadaan kita ke depannya. Namun, di luar yang kecil ini ada bagian yang lebih besar lagi yang tidak bisa kontrol. Dengan adanya tujuan, kita bisa mengontrol apa yang bisa kita kontrol. Ex: mengontrol mindset kita sendiri. Ibaratnya seperti kita menyelam di lautan, kita menyiapkan alat/perangkat yang bisa membantu kita. Namun permasalahan apakah nanti saat menyelam ada ombak yang tinggi, ikan yang besar. Itu di luar kontrol kita.
Dan setiap orang punya tujuan dari apa yang sudah dia alami, sekecil apapun itu termasuk bagi orang-orang yang underprevilage. Dan yang harus kita kembangkan adalah tujuan itu sendiri apakah hanya dalam lingkup pribadi saja, keluarga saja, atau masyarakat luas.

3.      Pertanyaan : Apakah tidak mengapa jika kita punya tujuan untuk kita sendiri?
Jawaban : Saya tipikal orang yang ketika saya punya sesuatu, baik itu ilmu atau harta harus saya distribusikan. Namun, selama kita bisa lebih memaknai hidup dengan tujuan diri sendiri yang kita bisa bawa untuk hari akhir, itu pun tidak jadi masalah.
Namun, kita menghilangkan satu perspektif dalam hidup kita, yang sebenarnya bisa lebih bermanfaat bagi orang lain. Sayang sekali ketika di akhirat kelak, ketika kita ditanya tentang amalan kita. Kenapa tidak kita manfaatkan peluang-peluang kebaikan yang ada.

4.  Pertanyaan : Bagaimana kita mengerjakan sesuatu yang sebenarnya kita tidak suka?
Jawaban : Kadang kita menginginkan sesuatu berdasarkan bukan apa yang kita inginkan tapi berdasarkan society inginkan. Yang akhirnya kita tidak menyenangi pekerjaan kita. Analisis dulu, apa yang membuat kita tidak menyenangi pekerjaan tersebut? Kalau terkait dengan mental health sebaiknya diselesaikan dulu. Dan berusaha untuk bertanggung jawab terhadap apa yang kita mulai.


5.  Pertanyaan : Bagaimana cara membuat rencana harian yang baik?
Jawaban : Hal yang saya sering lakukan di pagi hari adalah bangun pagi sebelum subuh, minum air putih, shalat, buka google calender, membuat list rencana harian dan saya tuliskan aktivitas per 2 jam. Gunakan waktu shalat sebagai batasan waktu.

Closing Statement

Ketika kita melihat waktu sebagai sesuatu yang absurd, maka kita tidak bisa melihat benang merah dari waktu tersebut. Tapi, kalau teman-teman melihat bahwa setiap detiknya kita mengeluarkan mata uang berupa waktu, maka kita dapat melihat bahwa waktu adalah harta berharga yang dapat kita keluarkan. Oleh karena itu, menjaga waktu tetap pada tempatnya dan kebijaksanaannya sangat penting dilakukan untuk diri kita juga. Semoga kita bisa lebih bijak terhadap waktu dan semoga hal tersebut juga dapat menempatkan kita pada tempat terbaik di akhirat nanti.

🔖🔖🔖
Resume Webinar Institut Tetangga Baik (ITB) 2
Pemateri : Kak Ardhi Rasy Wardhana
Tema : Time Management to Increase Productivity During Pandemic



Wednesday, June 3, 2020

Kelas Kepenulisan Ramadhan Story


Bismillahirrahmanirrahim...
Jadi, ceritanya pas Ramadhan kemarin saya dan teman-teman yang tersebar di seluruh Indonesia ikut Kelas Kepenulisan Ramadhan yang diselenggarakan oleh Kaderisasi Salman ITB. Syarat ikut kelasnya itu, kita harus mendonasikan berapapun, semampunya sebagai bentuk komitmen kita dalam ikut kelas kepenulisan ini. Itupun akan dialokasikan bagi masyarakat yang terkena dampak covid 19.

Kelasnya berlangsung selama 1 bulan, selama bulan Ramadhan, tiap pekannya akan ada materi langsung dari orang-orang yang expert di bidang kepenulisan. Ada kak kartini f. astuti, kak fawwas, kak roby, kak auzan, kak harun tsaqif, dan penulis-penulis kerennya lainnya. Masya Allah, senang sekali rasanya bisa mendengar langsung pemaparan materi dari para penulis ini walaupun secara virtual karena biasanya hanya bisa jadi penikmat tulisannya saja. Materinya sangat menarik dan inspiring serta penuh motivasi terkhusus kepada kami-kami penulis pemula.

Saya sangat teringat dengan motivasi dari kak harun tsaqif yang menjelaskan tentang kenapa sih kita harus menulis. Yang pertama adalah untuk me-masiv-kan kebaikan. Berdakwah dengan qalam (tulisan) bisa menjangkau seluruh dunia. Salah satu perkataan dari Sayyid Quttub “Satu peluru hanya bisa menyebabkan satu orang meninggal sedangkan satu tulisan dapat menembus jutaan kepala”. Selain itu, menulis juga adalah kita bekerja untuk keabadian. Ada pepatah yang mengatakan “Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggal karya”. Intinya dengan menulis, kita tuh meninggalkan karya atau bacaan yang baik bagi generasi kita dan selanjutya. Dan tips menulis dari kak harun tsaqif adalah 3M, apa itu??? Menulis, menulis, menulis.  Ya, menulis saja. Menulis yang baik adalah menulis hari ini dan continue karena kita akan berproses menjadi lebih baik seiring berjalannya waktu. Dan tips selanjutnya adalah kudu banyak-banyak membaca karena semakin banyak yang kita baca akan semakin menambah kualitas tulisan kita. Membaca adalah ruh nya penulis. Nah itu sedikit motivasi yang bisa saya share, semoga bisa menularkan vibes positif bagi pembaca sekalian.

Saya lanjutkan yah progres dari kelas menulisnya, selain itu ada materi hariannya juga dari panitia yang tak kalah kecenya. Trus kita dichallenge untuk buat tulisan yang temanya itu ditentukan oleh panitia. Namun untuk secara keseluruhan berkaitan dengan berbagi motivasi, agar kita bisa tetap terus semangat apapun kondisinya, termasuk dalam kondisi pandemi covid 19 ini. Nah, setelah itu tulisan-tulisan yang kami kirimkan akan direview dan dikomentari jika ada hal-hal yang masih kurang atau yang perlu diperbaiki. Tidak hanya itu loh, kami para peserta pun dibuatkan grup, agar bisa saling sapa, menambah relasi dan saling berbagi inspirasi serta kita sangat bebas bertanya terkait kepenulisan. Dan lebih istimewanya lagi, tulisan-tulisan  yang kami telah buat akan dibukukan dan 100% keuntungan dari buku-buku ini akan didonasikan untuk masyarakat yang terdampak covid 19. Jadi, para penulis nggak ada yang dapat royalty sepersen pun.

Terakhir ingin mengucapkan Syukran, Jazaakumullahu Khairan bagi para panitia yang telah mengorbankan banyak waktu, tenaga, dan pikirannya untuk membuat kegiatan yang luar biasaaaaa bermanfaat ini. Oh iya, kegiatan Kelas Kepenulisan ini dilaksanakan oleh teman-teman di kaderisasi salman itb dan kubaca Indonesia loh. Jika mau tau info-info selanjutnya bisa follow akunnya dan dapatkan informasi menarik lainnya. Semoga karya sederhana ini bisa menjadi jalan-jalan kebaikan bagi kami dan orang lain.