Qs Tahrim 1-10
Kandungan ayatnya, Orang-orang
yang beriman seharusnya bertaubat dengan semurni-murninya, hingga Allah
masukkan kita ke surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai.
Bertaubat perlu manajemen yang
baik, salah satunya materi kita yaitu tentang manajemen waktu. Apalagi di
masa-masa pandemi ini banyak banget yang berubah dari hidup kita. Bagaimana kita agar tetap produktif walau #dirumahaja?
➽➽➽➽➽➽➽➽➽➽
Semakin kita beranjak dewasa
waktu terasa semakin cepat berlalu, tiba-tiba saja, kita sudah selesai kuliah,
tiba-tiba saja kita sudah menyelesaikan amanah di organisasi dan waktu berlalu
begitu saja.
Apa itu waktu? ⏰
Sebenarnya yang berbekas dari
suatu peristiwa bukan waktunya, tapi nilainya. Ada salah satu film yang menarik
untuk teman-teman bisa nonton berkaitan dengan waktu. Judul filmnya In Time.
Film ini menceritakan suatu peradaban yang orang-orang pada saat itu menggunakan
waktu sebagai mata uangnya. Ketika mereka lahir diberi modal waktu yang mereka
bisa gunakan untuk jual beli. Misalnya : ketika bekerja lebih akan dapat waktu,
ketika membeli sesuatu maka waktunya akan berkurang. Nah, intinya adalah waktu
sebagai alat tukar merupakan sesuatu yang penting. Dan kita pasti akan
menggunakannya dengan baik dan tidak akan menyia-nyiakannya. Jika waktu benar-benar
alat hitung untuk semua hal, apa kita masih akan tidur-tiduran?
Dan Rasulullah sudah jelaskan
jauh-jauh sebelumnya dalam suatu hadist
“Tidaklah
bergeser kedua kaki seorang hamba nanti pada hari kiamat, sehingga Allah akan
menanyakan tentang (4 perkara:) (Pertama,) tentang umurnya dihabiskan untuk
apa. (Kedua,) tentang ilmunya diamalkan atau tidak. (Ketiga,) Tentang hartanya,
dari mana dia peroleh dan ke mana dia habiskan. (Keempat,) tentang masa mudanya
untuk apa.”
(HR Tirmidzi )
Keywords : umur, masa
muda, harta , dan ilmu
Dua diantaranya mengindikasikan tentang
waktu, harta pun kita perlu bermodalkan waktu begitu pun dengan ilmu, kita
menukar waktu kita untuk belajar dan datang ke kampus/kajian untuk mencari
ilmu. Akhirnya semua kita dapatkan karena ada waktu.
Ternyata kita sebagai manusia
sudah diatur bahwa waktu juga merupakan alat tukar dan kita sangat terikat oleh
waktu. Konsepnya sama seperti uang, bedanya uang terlihat sedangkan waktu tidak
terlihat. Misalnya saja, kita membeli sesuatu yang salah maka pasti kita akan
sangat kecewa, begitu pun dengan waktu.
Kalau waktu seberat itu, tapi
kenapa kita lalai terus?
Kita bisa rasional terhadap uang
kita tapi kenapa kita tidak berusaha rasional terhadap waktu?
Dan sebenarnya kita sudah dikasih
tau bahwa ada dua nikmat yang banyak orang lalai di dalamnya. yaitu nikmat
sehat dan waktu luang.
Apalagi dalam kondisi seperti ini
kita lebih banyak waktu luang dan kadang kita sering tertipu. Di luar sana
banyak orang yang harus dirawat di rumah sakit. Dan kita di sini sekarang dalam
kondisi baik-baik saja.
Bagaimana agar kita bisa
survive?
Jawabannya ada dalam qs al-asr
1. Demi masa.
2. Sungguh, manusia
berada dalam kerugian,
3. Kecuali
orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling
menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran.
Sebenarnya setiap manusia itu
berada dalam kerugian, bayangkan kita menghabiskan tiap detik hidup kita seperti
lagi mengeluarkan uang. Dan selama kita tidak beriman, beramal shaleh, saling
nasehat menasehati dalam kebaikan dan kesabaran tentunya kita akan RUGI. Tapi
ketika kita melakukan sebaliknya maka kita akan beruntung.
Lantas kita harus bagaimana agar
kita bisa terus produktif di masa pandemi ini?
1. Menentukan
tujuan. Apa yang kita ingin kuasai dan amalkan di masa pandemi ini yang kita
tidak tau sampai kapan akan berakhir.
2. Menentukan
prioritas. Rencanakan agendamu berdasarkan tujuan yang ingin kamu capai. Kelompokkan
pekerjaan dari yang penting dan mendesak, penting dan tidak mendesak, mendesak
dan tidak penting, tidak mendesak dan tidak penting.
3. Melakukan
keseimbangan dengan berbagai kegiatan. Balancing activities will optimize your true potential.
4. Fokus.
Biarpun kita punya banyak kegiatan bervariasi, jangan dikerjakan dalam waktu
yang bersamaan. Selesaikan satu pekerjaan kemudian lanjut lagi ke pekerjaan
selanjutnya dan mulai dari yang mudah.
5. Mental
Health. Di masa pandemi ini kita sering mengeluh dengan kondisi yang ada. Jangan
lupa berdamai dengan diri sendiri. Kita sudah usaha, bergembira, dan tawakkal.
Referensi buku tentang
menajemen waktu : Time Management from Islamic and Administrative Perpective (Dr.
Kalhed Ibn Abdul-Rahman Al Jeraisy)
QnA Session
1. Pertanyaan
: Bagaimana agar bisa tetap menjaga konsistensi? Mungkin awal-awalnya
kita bersemangat namun kadang seiring berjalannya waktu kita terdikstrasksi
dengan pencapaian-pencapaian orang lain sedangkan kita masih begini-begini saja
dan akhirnya putus asa
Jawaban
: konsistensi memang adalah suatu hal yang utama. Teman-teman tau tidak,
ciri-ciri orang yang munafik, salah satunya adalah ketika ia berjanji ia mengingkari.
dan ini juga berlaku tidak hanya ke orang lain tapi juga ke diri kita sendiri. Kita
harus menepati apa yang telah kita rencanakan. Memasang mindset di dalam
pikiran bahwa konsep Islam sendiri sudah mengatur agar kita tidak tergolong
orang yang munafik. Dan ini berangkat dari kita membangun tujuan-tujuan hidup
kita tiap hari. Tuliskan progres-progres untuk mencapai tujuan kita.
-Setiap insan
itu berusaha, kita punya tujuan, rencana, dan time prime masing-masing. Dan yang
harus kita lawan adalah diri kita sendiri untuk bisa menjadi lebih baik tiap
hari tanpa memikirkan apa yang orang lain katakan
-secara
eksternal, kita bisa menceritakan tujuan-tujuan kita ke orang lain agar bisa
memotivasi kita dan membantu mengingatkan
2. Pertanyaan
: Apakah kita harus menjadi "man of the ring"? Seberapa penting kita
dalam menentukan tujuan hidup?
Jawaban :
Tujuan adalah sebagian kecil yang bisa menentukan bagaimana keadaan kita ke
depannya. Namun, di luar yang kecil ini ada bagian yang lebih besar lagi yang
tidak bisa kontrol. Dengan adanya tujuan, kita bisa mengontrol apa yang bisa
kita kontrol. Ex: mengontrol mindset kita sendiri. Ibaratnya seperti kita
menyelam di lautan, kita menyiapkan alat/perangkat yang bisa membantu kita. Namun
permasalahan apakah nanti saat menyelam ada ombak yang tinggi, ikan yang besar.
Itu di luar kontrol kita.
Dan setiap orang
punya tujuan dari apa yang sudah dia alami, sekecil apapun itu termasuk bagi orang-orang
yang underprevilage. Dan yang harus kita kembangkan adalah tujuan itu sendiri
apakah hanya dalam lingkup pribadi saja, keluarga saja, atau masyarakat luas.
3. Pertanyaan
: Apakah tidak mengapa jika kita punya tujuan untuk kita sendiri?
Jawaban :
Saya tipikal orang yang ketika saya punya sesuatu, baik itu ilmu atau harta harus
saya distribusikan. Namun, selama kita bisa lebih memaknai hidup dengan tujuan
diri sendiri yang kita bisa bawa untuk hari akhir, itu pun tidak jadi masalah.
Namun, kita
menghilangkan satu perspektif dalam hidup kita, yang sebenarnya bisa lebih bermanfaat
bagi orang lain. Sayang sekali ketika di akhirat kelak, ketika kita ditanya
tentang amalan kita. Kenapa tidak kita manfaatkan peluang-peluang kebaikan yang
ada.
4. Pertanyaan
: Bagaimana kita mengerjakan sesuatu yang sebenarnya kita tidak suka?
Jawaban :
Kadang kita menginginkan sesuatu berdasarkan bukan apa yang kita inginkan tapi
berdasarkan
society inginkan. Yang akhirnya kita tidak menyenangi pekerjaan
kita. Analisis dulu, apa yang membuat kita tidak menyenangi pekerjaan tersebut?
Kalau terkait dengan mental health sebaiknya diselesaikan dulu. Dan berusaha
untuk bertanggung jawab terhadap apa yang kita mulai.
5. Pertanyaan
: Bagaimana cara membuat rencana harian yang baik?
Jawaban : Hal
yang saya sering lakukan di pagi hari adalah bangun pagi sebelum subuh, minum air putih, shalat, buka
google calender, membuat list rencana harian dan saya tuliskan aktivitas per 2 jam. Gunakan waktu shalat sebagai batasan waktu.
Closing Statement
Ketika kita melihat waktu sebagai sesuatu yang absurd, maka kita tidak bisa melihat benang merah dari waktu tersebut. Tapi, kalau teman-teman melihat bahwa setiap detiknya kita mengeluarkan mata uang berupa waktu, maka kita dapat melihat bahwa waktu adalah harta berharga yang dapat kita keluarkan. Oleh karena itu, menjaga waktu tetap pada tempatnya dan kebijaksanaannya sangat penting dilakukan untuk diri kita juga. Semoga kita bisa lebih bijak terhadap waktu dan semoga hal tersebut juga dapat menempatkan kita pada tempat terbaik di akhirat nanti.
🔖🔖🔖
Resume Webinar Institut Tetangga Baik (ITB) 2
Pemateri : Kak Ardhi Rasy Wardhana
Tema : Time Management to Increase Productivity During Pandemic